Dalam konteks Islam, pendidikan secara bahasa (lughatan) ada tiga kata yang digunakan.[1] Ketiga kata tersebut, yaitu : 1) At-tarbiyah, 2) Al-ta’lim, dan 3) Al-ta’dib.Ketiga
kata tersebut memiliki makna yang saling berkaitan saling cocok untuk
pemaknaan pendidikan dalam Islam. Ketiga makna itu mengandung makna yang
amat dalam, menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang
dalam hubungannya dengan Tuhan berkaitan dengan satu sama lain.
At-tarbiyah (التربية) berakar dari tiga kata, yakni pertama, berasal dari kata rabba yarbu (يربو – ربا) yang artinya bertambah dan bertumbuh. Kedua, berasal dari kata rabiya yarbi (يربى – ربي) yang artinya tumbuh dan berkembang. Ketiga, berasal dari kata rabba yarubbu (يربو – رب) yang artinya memperbaiki, membimbing, menguasai, memimpin, menjaga dan memelihara. Al-ta’lim (التعليم) secara ligahwy berasala dari kata fi’il tsulasi mazid biharfin wahid, yaitu ‘allama yu ‘allimu (يعلم – علم). Jadi ‘alama (علم) artinya mengajar. Al-ta’adib (التأديب) berasal dari kata tsulasi maszid bihaijmn wahid, yaitu‘addaba yu ‘addibu (يأدب – أدب). Jadi ‘addaba (أدب) artinya memberi adab. Elain yang tiga disebutkan diatas ada lagi istilah “riadhah” yang berarti pelatihan.
Menurut Abu ‘Ala al-Mardudi kata rabbun (رب) terdiri atas dua huruf ra dan ba tasydid yang merupakan pecahan dari kata tarbiyah yang
berarti pendidikan, pengasuhan dan sebagainya. Selain itu kata ini
mencakup banyak arti seperti “kekuasaan, perlengkapan pertanggung
jawaban, perbaikan, penyempurnaan, dan lain-lain.” Kata ini juga
merupakan predikat bagi suatu kebesaran, keagungan, kekuasaan, dan
kepemimpinan. Didalam al-qur’an misalnya kata rabbun (رب) terdapat dalam surat alfatihah ayat ke dua.
Pengertian
ta’lim menurut Abd. al-Rahman sebatas proses penstrasferan pengetahuan
antar manusia. Ia hanya dituntut untuk menguasai pengetahuan yang
ditransfer secara kognitif dan psikomotorik, atau tetapi tidak dituntut
pada domain afektif. Ia hanya sekedar memberi tahu atau memberi
pengetahuan, tidak mengandung arti pembinaan kepribadian, karena sedikit
sekali kemungkinan arah pembentukan kepribadian yang disebabkan
pemberian pengetahuan. Selanjutnya kata ta’lim juga terdapat dalam al-qur’an surat Al-baarah : 31.
Selanjutnya
kata ta’dib menurut al-Atas adalah pengenalan dan pengakuan
tempat-tempat yang tepat dan segala sesuatu yang didalam tatanan
penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing kearah pengenalan dan
pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan didalam tatanan wujud dan
kebenarannya. Kata ta’dib terdapat didalam hadits Rasulullah SAW : “Tuhanku telah menta’dib (mendidik)ku maka ia sempurnakan ta’dib (pendidikan)ku.”
Sedangkan kata riyadhah hanya dipopulerkan oleh al-Ghazali. Baginya riyadhahadalah
proses pelatihan individu pada masa kanak-kanak. Berdasarkan pengertian
tersebut, al-Ghazali hanya menghususkan penggunaan al-riyadhah untuk fase kanak-kanak, sedang fase yang lain tidak tercakup didalamnya.
- Menurut Istilah (ishtilahan) / Terminology
Pendidikan
Islam adalah proses transisternalisasi atau transaksi pengetahuan dan
nilai-nilai Islam kepada peserta didik malalui upaya pengajaran,
pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan potensi,
guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup didunia dan akhirat.[2]
- Menurut Para Ahli / Tokoh Pendidikan Islam
Adapun
yang dimaksud dengan pendidikan Islam sangat beragam, hal ini terlihat
dari definisi pendidikan Islam yang dikemukakan oleh beberapa tokoh
pendidikan berikut ini:[3]
Prof.Dr.
Omar Mohammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan pendidikan islam
sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi,
masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu
aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi
dalam masyarakat. (Asy-Syaibany, 1979: 399) Pengertian tersebut
memfokuskan perubahan tingkah laku manusia yang konotasinya pada
pendidikan etika. Selain itu, pengertian tersebut menekankan pada
aspek-aspek produktivitas dan kreatifitas manusia dalam peran dan
profesinya dalam kehidupan masyarakat dan alam semesta.
Dr. Muhammad SA Ibrahimy (Bangladesh) mengemukakan pengertian pendidikan islam sebagi berikut; Islamic
education in true sense of the term, is a system of education which
enables a man to lead his life according to the islamic ideology, so
that he may easily mould his life in according with tenent of islam. (Pendidikan
dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang
memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan
cita-cita islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya
sesuai dengan ajaran islam.)
Dr.
Muhammad Fadhil Al-Jamali memberikan pengertian pendidikan islam
sebagai upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia untk
lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan
yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang
berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan.
Yusuf
al-Qardhawi memberi pengertian pendidikan Islam sebagai Pendidikan
manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan
keterampilannya.[4]
Mustafa al-Gulayaini bahwa
pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak
dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan
nasehat, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan meresap dalam
jiwanya kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja
untuk kemanfaatan tanah air.[5]
- RUANG LINGKUP PENDDIKAN AGAMA ISLAM DAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM
- Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang
lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia
dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya
sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
Ruang
lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek
Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya
merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah :[6]
a. Pengajaran keimanan
Pengajaran
keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan,
dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari
pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.
b. Pengajaran akhlak
Pengajaran
akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa,
cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses
belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak
baik.
c. Pengajaran ibadah
Pengajaran
ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara
pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan
ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan
memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.
d. Pengajaran fiqih
Pengajaran
fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala
bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan
dalil-dalil syar'i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa
mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya
dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pengajaran Al-Quran
Pengajaran
Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca
Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat
Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di
masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan
tingkat pendidikannya.
f. Pengajaran sejarah Islam
Tujuan
pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui
tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai
zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.
- Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam
Bahwasanya ada beberapa ruang lingkup pendidikan Islam antara lain :[7]
- Tujuan Pendidikan Ilmu
Secara
umum, pendidikan Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama
Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. (GBPP PAI, 1994). Tujuan pendidikan Islam harus
berorientasi pada hakekat pendidikan yang meliputi beberapa aspeknya,
misalnya tentang :
- Memperhatikan sifat-sifat dasar manusia yaitu konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai potensi bawaan seperti fitrah, bakat minat, dan karakter yang berkecenderungan pada Al-Hanif (rindu akan kebenaran dari Tuhan) berupa agama Islam ( Al Kahfi ayat 29) sebatas kapasitas dan ukuran yang ada.
- Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal kehidupan di akherat.
- Pendidik
Saat ini pendidik diposisikan sebagai fasilitator/mediator yang
bertugas menfasilitasi atau membantu siswa selama proses penbelajaran
berlangsung. Pendidik tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya sumber
informasi, sebab informasi juga bisa diperoleh dari peserta didik.
Penciptaan suasana menyenangkan dan adanya kesadaran emosional yang
tidak dalam keadaan tertekan akan mengaktifkan potensi otak dan
menimbulkan daya berpikir yang intuitif dan holistik.
- Peserta Didik
Siswa
sebagai objek utama dalam pendidikan memegang peranan yang sangat
strategis. Artinya bahwa siswa dapat dijadikan sebagai salah satu
indikator terwujudnya sekolah berkualitas. Siswa sebagai salah satu
input di sekolah, sangat mempengaruhi pembentukan sekolah yang
berkualitas. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya
latar belakang peserta didik, kemampuan peserta didik, prinsip hidup,
dan sebagainya.
- Model Pendidikan Islam
Model-model pembelajaran :
- Modelpemprosesan informasi guru menjelaskan bagaimana siswa selaku individu memberi respon yang datang dari lingkungannya.
- Model pribadi diorientasikan kepada perkembangan diri siswa selaku individu.
- Model interaksi sosial menekankan hubungan siswa dengan lingkungannya di sekolah, terutama di dalam kelas.
- Model perilaku siswa diarahkan kepada suatu pola belajar yang lebih terfokus pada hal-hal yang spesifik.
- Materi Pendidikan Islam
Materi
pendidikan Islam yang harus dipahami oleh peserta didik adalah
Al-Qur’an. Baik ketrampilan membaca, menghafal, menganalisa, dan
sekaligus mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal
ini dimaksudkan agar ajaran yang terkandung di dalam Al-Qur’an tertanam
dalam jiwa anak didik sejak dini.
- Alat Pendidikan Islam
Merupakan
alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan Islam,
agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil.
- Evaluasi
Evaluasi
merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran pada khususnya, dan
sistem pendidikan pada umumnya. Artinya evaluasi merupakan suatu
kegiatan yang tidak mungkin dielakkan dalam setiap proses pembelajaran.
Dengan kata lain, kegiatan evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun
evaluasi pembelajaran, merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan
dari kegiatan pendidikan.
- KEGUNAAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Kegunaan
dapat diartikan dengan manfaat atau sumbangan positif yang diberikan
kepada manusia dan lingkungan pendidikannya. Kalau berpatokan pada
pandangan pragmatisme, setiap kebenaran hanya ada apabila memberikan
kegunaan dan manfaat. Dengan demkian, apabila pendidikan Islam tidak
memberikan kegunaan dan manfaat, lebih baik ditinggalkan atau jangan
dipraktikan. Untuk mengetahui bahwa ilmu pendidikan Islam itu patut dan
layak dikembangkan, harus diketahui kegunaannya.
Dilihat
dari tujuan ilmu pendidikan Islam, yakin menciptakan manusia yang
beriman dan bertakwa, kegunaan pendidikan Islam adalah sebagai berikut:[8]
- Menambah wawasan keilmuan yang berkaitan dengan eksistensi Allah dan seluruh ciptaan-Nya kepada anak didik.
- Menguatkan iman dan memperkaya pandangan anak didik tentang ajaran-ajaran Islam yang menjadi sumber kehidupan manusia dan sumber ilmu pengetahuan.
- Menjadi jihad dijalan Allah karena mengembangkan ilmu pendidikan Islam merupakan ibadah.
- Memperluas penafsiran dan memperdalam pemaknaan ayat-ayat Al-Quran dan as-Sunah tentang berbagai hal yang menyangkut hal yang universal
- Meyakinkan anak didik bahwa al-Quran tidak melewatkan satu masalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan
- Menunjukan kepada dunia barat bahwa ajaran islam merupakan sumber ajaran beragama dan ide-ide dasar dari seluruh pengetahuan yang perkembangannya tidak mengenal waktu.
- Secara praktis, ilmu pendidikan islam berguna untuk memberikan keterampilan hidup yang islami.
- Mencerdaskan anak didik.
- Membentuk anak didik.
- Membentuk akhlak yang mulia.
- Membentuk manusia yang memiliki kepedulian sosial, meneakan amar ma’ruf nahyi munkar.
- Mengembangkan lembaga pendidikan Islam agar bersaing dengan lembaga pendidikan umum atau sekuler.
- Mengkaji al-Quran dan as-Sunnah dan merumuskan teori-teori yang berkaitan dengan ilmu pendidikan islam.
- Mengembangkan teori dan menguji teori dengan paradigma pendidikan Ilsam.
- Mengkaji berbagai teori pendidikn barat dengan pendekatan ilmu pendidikan Islam.
- Menciptakan lembaga pendidikan islam yang bonafide.
- Membangun citra lembaga pendidikan Islam yang karismatik dan digandringi oleh umat Islam.
- Menyiapkan kader ulama yang mempuni dalam pendidikan Islam.
- Membuktikan berbagai ide dasar ilmu pengetahuan yang terapat dalam al-Quran dan as-Sunnah kedalam realitas kehidupan dunia.
Semua
kegunaan ilmu pendidikan islam di atas merupakan cambuk bagi umat
Islam, terutama bagi para pendidik dan para pengurus lembaga prndidikan
islam agar terus meningkatkan kualitas materi pendidikan Islam, sumber
daya manusia, sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kemajuan
pendidikan Islam.
Manfaat
dan kegunaan pendidikan Islam merupan kenikmatan atau sesuatu yag akan
mengantarkan pada kenikmatan. Dengan bahasa lain merupakan tahshil
al-ibqa. Maksudnya adalah penghimpunan kenikmatan secara langsung dan
penjagaan terhadap kenikmatan tersebut dengan cara menjaganya dari
kemudaratan dan sebab-sebabnya. Kemaslahatan dn kegunaan pendidikan
Islam merupakan dampak yang positif yang diterima oleh pihak pelaku dan
pihak lain yang memilki karakter yang sama, sebagaimana pelakunya
seorang diri, tetapi manfaatnya atau dampaknya dapat menyeluruh.
(Rachmat Syafe’i, 1999:117)
- OBJEK ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan
islam mengidentifikasi sasaran pada tiga pengembangan fungsi manusia
yang mana semua itu berjalan dengan misi agama islam yang bertujuan
memberikan rahmat bagi sekalian makhluk di alam ini:[9]
- Menyadarkan manusia sebagai makhluk individu, yaitu makhluk yang hidup di tengah-tengah makhluk lain, manusia harus memerankan fungsi dan tanggung jawabnya, manusia akan mampu berperan sebagai makhluk Allah yang paling utama diantara makhluk lainnya dan memfungsikan sebagai kholifah di muka bumi ini.
- Menyadarkan manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia harus mengadakan interaksi dengan sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Itulah sebabnya islam mengajarkan persamaan, persaudaraan, gotong royong, dan bermusyawarah dengan upaya membentuk masyarakat menjadi persekutuan hidup yang utuh.
- Menyadarkan manusia sebagai hamba Allah SWT. Manusia sebagai makhluk berketuhanan, sikap dan watak religiusitasnya perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu menjiwai dan mewarnai kehidupannya. Dalam fitrah manusia telah diberikan kemampuan beragama. Dengan kesadaran demikian, manusia sebagai kholifah dimuka bumi dan yang terbaik diantara makhluk lainnya akan mendorong untuk melakukan pengelolaan serta mendayagunakan ciptaan Allah untuk kesejahteraan hidup bersama dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar