Powered By Blogger

Senin, 19 Juni 2017

AKIDAH AKHLAK TENTANG AKIDAH

 A. pengertian dan Ruang Lingkup Akidah
     1. pengertian akidah
        Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu(الْعَقْدُ) yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (التَّوْثِيْقُ) yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (اْلإِحْكَامُ) yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (الرَّبْطُ بِقُوَّةٍ) yang berarti mengikat dengan kuat.
        Sedangkan menurut istilah (terminologi), akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya
     2. Ruang Lingkup Akidah
Menurut Hasan Al-Banna maka ruang lingkup Aqidah Islam meliputi :
     1.Ilahiyyat, yaitu pembahasan tentang segala susuatu yang berhubungan denganAllah, sepertiwujud Allah, sifat Allah, nama dan Perbuatan Allah dan sebagainya.
            2. Nubuwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul, pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah yang dibawa para Rasul ,mu’jizat rasul  dan lain sebagainya.
            3. Ruhaniyat,yaitu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti jin, iblis, syaitan , roh ,malaikat dan lain sebagainya
            4.Sam'iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'i, yakni dalil Naqli berupa Al-quran dan as-Sunnah seperti alam barzkah, akhirat dan Azab Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga-Neraka dsb.
Adapun penjelasan ruang lingkup pembahasan aqidah yang termasuk dalam Rukun Iman, yaitu:  
         1.  Iman kepada Allah
         Membenarkan dengan yakin akan adanya Allah, membenarkan dengan yakin keesaan-Nya, baik dalam perbuatan-Nya menciptakan alam, makhluk seluruhnya, maupun dalam menerimah ibadah segenap makhluknya.
         2. Iman Kepada Malaikat
       Beriman kepada malaikat ialah mempercayai bahwa Allah mempunyai makhluk yang dinamai “malaikat” yang tidak pernah durhaka kepada Allah, yang senantiasa melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan secermat-cermatnya. Lebih tegas, iman akan malaikat ialah beritikad adanya malaikat yang menjadi perantara antara Allah dengan rasul-rasul-Nya, yang membawa wahyu kepada rasul-rasul-Nya.        
         3.  Iman kepada kitab-kitab Allah
           Keyakinan kepada kitab-kitab suci merupakan rukun iman ketiga. Kitab-kitab suci itu memuat wahyu Allah. Beriman kepada kitab-kitab Allah ialah beritikad bahwa Allah ada menurunkan beberapa kitab kepada Rasulnya, baik yang berhubungan itikad maupun yang berhubungan dengan muamalat dan syasah, untuk menjadi pedoman hidup manusia. Baik untuk akhirat, maupun untuk dunia, baik secara induvidu maupun masyarakat.
         4. Iman kepada Nabi dan Rasul
            Yakin pada para Nabi dan rasul merupakan rukun iman keempat. Perbedaan antara Nabi dan Rasul terletak pada tugas utama. Para nabi menerima tuntunan berupa wahyu, akan tetapi tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan wahyu itu kepada umat manusia. Rasul adalah utusan Allah yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterima kepada umat manusia.
        5.  Iman kepada hari Akhir
Hari akhirat ialah hari pembalasan yang pada hari itu Allah menghitung (hisab) amal perbuatan setiap orang yang sudah dibebani tanggung jawab dan memberikan putusan ganjaran sesuai dengan hasil perbuatan selama di dunia.         
        6. Iman kepada qada dan qadar
     Dalam menciptakan sesuatu, Allah selalu berbuat menurut Sunnahnya, yaitu hukum sebab akibat. Sunnahnya ini adalah tetap tidak berubah-ubah, kecuali dalam hal-hal khusus yang sangat jarang terjadi. Sunnah Allah ini mencakup dalam ciptaannya, baik yang jasmani maupun yang bersifat rohani.
    B. sumber- sumber akidah Islam
        Sumber aqidah islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah artinya informasi apa saja yang wajib diyakini  hanya diperoleh melalui Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Al-Qur’an memberikan
penjelasan kepada manusia tentang segala sesuatu. Firman Allah :
لِلْمُسْلِمِي وَبُشْرَى وَرَحْمَةً وَهُدًى شَيْءٍ لِكُلِّ تِبْيَانًا لْكِتَابَ عَلَيْكَ وَنَزَّلْنَا . . .
...Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat, bagi orang-orang yang berserah diri (QS. Al- Nahl/16: 89)
            Sedangkan akal fikiran bukanlah merupakan sumber aqidah, dia hanya berfungsi untuk memahami nash-nash (teks) yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan oleh Al-Qur’an dan Al-Sunnah (jika diperlukan). Itupun harus didasari oleh semua kesadaran bahwa kemampuan akal manusia sangat terbatas.
C. Beberapa Kaidah Akidah
      1.  Apa yang saya dapat dengan indera saya, saya yakin adanya, kecuali bila akal saya mengatakan “tidak” berdasarkan pengalaman masa lalu.
           Misalnya, bila saya untuk pertama kali melihat sepotong kayu di dalam gelas berisi air putih kelihatan bengkok, atau melihat genangan air di tengah jalan [fatamorgana], tentu saja saya akan membenarkan hal itu. Tapi bila terbukti kemudian bahwa hasil penglihatan indera saya salah maka untuk kedua kalinya bila saya melihat hal yang sama, akal saya langsung mengatakan bahwa yang saya lihat tidak demikian adanya.
      2.  Keyakinan, di samping diperoleh dengan menyaksikan langsung, juga bias melalui berita yang diyakini kejujuran si pembawa berita.Banyak hal yang memang tidak atau belum kita saksikan sendiri tapi kita meyakini adanya. Misalnya anda belum pernah ke Thailand, Afrika atau Yaman, tapi anda meyakini bahwa negeri-negeri tersebut ada. Atau tentang fakta sejarah, tentang Daulah Abbasiyah, Umayyah atau tentang kerajaan Majapahit, dan lain-lain, anda meyakini kenyataan sejarah itu berdasarkan berita yang anda terima dari sumber yang anda percaya.
      3. Anda tidak berhak memungkiri wujudnya sesuatu, hanya karena anda tidak bisa menjangkaunya dengan indera anda.Kemampuan alat indera memang sangat terbatas. Telinga tidak bisa mendengar suara semut dari jarak dekat sekalipun, mata tidak bisa menyaksikan semut dari jarak jauh. Oleh karena itu, seseorang tidak bisa memungkiri wujudnya sesuatu hanya karena inderanya tidak bisa menyaksikannya.
       4. Seseorang hanya bisa menghayalkan sesuatu yang sudah pernah dijangkau oleh inderanya. Khayal manusiapun terbatas. Anda tidak akan bisa menghayalkan sesuatu yang baru sama sekali. Waktu anda menghayalkan kecantikan seseorang secara fisik, anda akan menggabungkan unsur-unsur kecantikan dari banyak orang yang sudah pernah anda saksikan.
       5. Akal hanya bisa menjangkau hal-hal yang terikat dengan ruang dan waktu. Tatkala mata mengatakan bahwa tiang-tiang listrik berjalan waktu kita menyaksikannya lewat jendela kereta api akal dengan cepat mengoreksinya. Tapi apakah akal bisa memahami dan menjangkau segala sesuatu? Tidak. Karena kemampuan akalpun terbatas. Akal tidak bisa menjangkau sesuatu yang tidak terikat dengan ruang dan waktu.
      6. Iman adalah fithrah setiap manusia. Setiap manusia memiliki fithrah mengimani adanya Tuhan. Pada saat seseorang kehilangan harapan untuk hidup, padahal dia masih ingin hidup, fithrahnya akan menuntun dia untuk meminta kepada Tuhan. Misalnya bila anda masuk hutan, dan terperosok ke dalam lubang, pada saat anda kehilangan harapan untuk bisa keluar dari lubang tiu, anda akan berbisik “Oh Tuhan!”
      7. Kepuasan materil di dunia sangat terbatas. Manusia tidak akan pernah puas secara materil. Seorang yang belum punya sepeda ingin punya sepeda. Setelah punya sepeda ingin punya motor dan seterusnya sampai mobil, pesawat, dan lain lain. Bila keinginan tercapai maka akan berubah menjadi sesuatu yang “biasa”, tidak ada rasa kepuasan pada keinginan itu. Selalu saja keinginan manusia itu ingin lebih dari apa yang sudah di dapatnya secara materil. Dan keinginan manusia akan dipuaskan secara hakiki di alam sesudah dunia ini.
      8. Keyakinan tentang hari akhir adalah konsekuensi logis dari keyakinan tentang adanya Allah. Jika anda beriman kepada Allah, tentu anda beriman dengan segala sifat-sifat Allah, termasuk sifat Allah Maha Adil. Kalau tidak ada kehidupan lain di akhirat, bisakah keadilan Allah itu terlaksana? Bukankah tidak semua penjahat menanggung akibat kejahatannya di dunia ini? Bukankah tidak semua orang yang berbuat baik merasakan hasil kebaikannya?. Bila anda menonton film, ceritanya belum selesai tiba-tiba saja dilayar tertulis kalimat “Tamat”, bagaimana komentar anda? Oleh sebab itu, iman anda dengan Allah menyebabkan anda beriman dengan adanya alam lain sesudah alam dunia ini yaitu Hari Akhir.
D. Fungsi dan Peranan Akidah
          Kesadaran umat Islam tentang urgensi aqidah sebagai jalan hidup seakan telah mengalami penurunan, hal ini dapat diakibatkan karena sudah tidak adanya lagi dasar aqidah yang kuat yang terpatri dalam lubuk setiap pribadi masing-masing. Seiring perkembangan teknologi saat ini, manusia sedikit demi sedikit terlalu menggantungkan hidupnya dengan fasilitas yang bersifat duniawi yang telah mereka dapatkan. Padahal jika kita renungi bersama bahwa segala yang ada dan terjadi di duniawi ini ada yang mengatur yaitu Allah SWT. Ketenangan dan kebahagiaan tidak dapat kita raih tanpa meminta kepada-Nya, kita harus kembali bersandar pada Allah SWT dalam mengarungi hidup ini. Tawakal adalah kunci segala kekecewaan, dan dasar aqidah yang kuat menjadi kunci pembuka ketenangan hidup.
Beberapa fungsi dan peranan aqidah adalah sebagai berikut:

1. Menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir.
       Manusia sejak lahir memiliki potensi keberagamaan (fitrah) sehingga sepanjang hidupnya membutuhkan agama dalam rangka mencari keyakinan terhadap Tuhan. Aqidah Islam berperan memnuhi kebutuhan fitrah manusia tersebut, menuntun, dan mengarahkan manusia pada keyakinan yang benar tentang Tuhan, tidak menduga-duga atau mengira-ngira, melainkan menunjukkan Tuhan yang sebenarnya.
2. Memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa
       Agama sebagai kebutuhan fitrah akan senantiasa menuntut dan mendorong manusia untuk terus mencarinya. Aqidah memberikan jawaban yang pasti sehingga kebutuhan rohaniahnya dapat terpenuhi. Ia memperoleh ketenangan dan ketentraman jiwa yang diperlukannya.
3. Memberikan pedoman hidup yang pasti
       Keyakinan terhadap Tuhan memberikan arahan dan pedoman yang pasti sebab aqidah menunjukkan kebenaran keyakinan yang sesungguhnya. Aqidah memberikan pengetahuan asal dan tujuan hidup manusia sehingga kehidupan manusia akan lebih jelas dan lebih bermakna.
 
DAFTAR PUSTAKA 
 
Besse,fatimah. 2016. "AKIDAH AKHLAK TENTANG AKIDAH", dalam http://bessefatimah0.blogspot.co.id/2016/05/makalah-akidah-akhlak-tentang-aqidah.html. Diakses pada 20Juni2017, pukul 11.54.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar