Tafsir Tarbawi
terdiri dari dua kata yaitu Tafsir dan Tarbawi:
1. Tafsir
Tafsir menurut bahasa
mengikuti wazan “Taf’il”, berasal dari akar kata Al-fasr yang berarti
menjelaskan menyingkap dan menampakkan atau menerangkan makna yang abstrak.
Kata kerjanya mengikuti wazan “Daraba-Yadribu”dan “Nasara-Yansuru”.
Dikatakan: fasara (asy-syai’a) yafsiru” dan “yafsuru fasran”
Sebagian ulama berpendapat, kata tafsir adalah kata kerja yang terbalik,
berasal dari “safara” yang juga berarti menyingkap (al-khasyf).[1]
Tafsir adalah ilmu untuk memahami kitabullah yang diturunkan kepada
Muhammad, menjelaskan maknanya serta mengeluarkan hukum dan hikmahnya.
2.
Tarbawi
Kata tarbawi/ pendidikan” adalah terjemahan dari bahasa Arab, yakni Rabba-Yurabbi-Tarbiyyatan.
Kata tersebut bermakna: pembimbing, pengasuhan dan pemeliharaan
a. Tarbiyah ( تربية )
1). Tinjauan Etimologi
Secara leksikal, istilah al-tarbiyah
tidak ditemukan dalam al-Qur'an. Akan tetapi ditemukan bahwa
al-Qur'an mempergunakan kata-kata yang akar katanya mempunyai sumber
derivasi (isytiqaq) yang sama dengan al-tarbiyah. Kata-kata yang
dimaksud ialah al-rabb, rabbayani, nurabbi, ribbiyn, rabbani. Demikian
pula, dalam hadis ditemukan penggunaan istilah rabbani. Meskipun
kelihatannya, semua istilah tersebut mempunyai pola akar kata yang sama, namun
masing-masing mempunyai konotasi makna yang berbeda-beda.
Apabila istilah al-tarbiyah
dilacak maknanya dari kata al-rabb, maka ditemukan berbagai konotasi
makna yang diketengahkan oleh para pakar bahasa sebagai berikut :
a). Louis Ma’luf,
mengartikan al-Rabb, pemilik, memperbaiki, perawatan, tambah,
mengumpulkan, dan memperindah.[2]
b). Abi Abdillah Muhammad
bin Ahmad al-An،bari al-Qurthubi
memberikan arti al-rabb dengan pemilik, tuan, Yang Maha Memperbaiki,
Yang Maha Pengatur, Yang Maha Menambah, dan Yang Maha Menunaikan.[3]
Pengertian di atas
merupakan interpretasi dari kata al-rabb dalam surah al-fatihah, yang
merupakan nama dari nama-nama Allah Swt.
c). Imam Fakhruddin al-Razi
berpendapat bahwa al-rabb merupakan kata yang seakar dengan al-tarbiyah
yang mempunyai makna al-tanmiyah (pertumbuhan dan perkembangan).[4]
Apabila istilah al-Tarbiyah
diidentikkan dengan bentuk fi’il madhi, maka hal ini dapat kita
temukan dalam Surah al-Isra’ (17): 24 .
......
وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً [5]
Terjemahnya:
Ya, Allah kasihanilah
mereka berdua sebagaimana mereka telah Membimbing aku waktu kecil (Q.S.17: 24).
Dan dalam bentuk mudlari-nya
( nurabbi) kita dapat menemukannnya dalam Surah
asy-Syu’ara (26): 18.
……قَالَ أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيداً
وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِينَ
Terjemahnya:
Fir’aun menjawab: Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami,
waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari
umurmu (Q.S.26: 18).
Dari kedua ayat di Atas
maka istilah al-tarbiyah mempunyai arti mengasuh, menanggung memberi
makan, mengembangkan, memelihara, membesarkan, mempertumbuhkan, memproduksi,
dan menjinakkan.[6]
Hanya saja dalam konteks kalimat dalam surah al-Isra di atas bermakna lebih
luas, yakni mencakup aspek jasmani dan rohani, sedangkan dalam surah
asy-Syu’ara hanya mencakup aspek jasmani saja.
2). Tinjauan terminologi.
Para ahli memiliki cara
yang beragam dalam memberikan makna al-tarbiyah. Hal itu dapat dilihat
sebagai berikut;
a) Muhammad Jamaluddin
al-Qasimi berpendapat bahwa al-tarbiyah ialah : Proses penyampaian sesuatu sampai pada batas
kesempurnaan yang dilakukan secara tahap demi tahap.[7]
b) Adapun al-Ashfahani menyatakan
bahwa pengertian tarbiyah adalah Proses menumbuhkan secara bertahap yang
dilakukan secara bertahap sampai pada batas kesempurnaan.[8]
Dari kedua pengertian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa al-Tarbiyah adalah proses pembinaan
dan pengembangan potensi manusia melalui pemberian berbagai petunjuk, sehingga
menyebabkan potensi yang dimiliki manusia dapat tumbuh dengan produktif dan
kreatif tanpa menghilangkan etika Ilahi yang telah ditetapkan dalam wahyuNya.
B.
Pendekatan Pendidikan dalam Presfektif
Al-Qur’an
Pendekatan Pendidikan dalam Islam tidak
terlepas dari sumber pokok ajaran yaitu Al-Qur’an sebagai tuntunan dan pedoman
bagi umat telah memberikan garis-garis besar mengenai pendidikan terutama
tentang metode pembelajaran dan metode mengajar.
Di bawah ini dikemukakan beberapa ayat
Al-Qur’an yang berkaitan dengan metode pendidikan dalam presfektif Al-Qur’an
terutama dalam Surat Al-Maidah ayat 67 dan Surat An-Nahl ayat 125.
a. Surat Al-Maidah ayat 67
Mufrodat
يَاأَيُّهَا
الرَّسُولُ = Hai
Rasul
بَلِّغْ = Sampaikanlah
مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ = Apa Yang di Turunkan Kepadamu
مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ = Apa Yang di Turunkan Kepadamu
مِنْ رَبِّكَ = Dari Tuhanmu.
وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ = Dan Jika Tidak Kamu Kerjakan (Apa Yang Diperintahkan Itu)
فَمَا بَلَّغْتَ = Kamu Tidak Menyampaikan
وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ = Dan Jika Tidak Kamu Kerjakan (Apa Yang Diperintahkan Itu)
فَمَا بَلَّغْتَ = Kamu Tidak Menyampaikan
رِسَالَتَه ُ
=
Amanat-Nya
وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ = Allah Memelihara Kamu
وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ = Allah Memelihara Kamu
مِنَ النَّاسِ = Dari (Gangguan) Manusia.
إِنَّ اللَّهَ = Sesungguhnya Allah
إِنَّ اللَّهَ = Sesungguhnya Allah
لَا يَهْدِي = Tidak Memberi Petunjuk
الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ = Kepada Orang-Orang Yang Kafir
الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ = Kepada Orang-Orang Yang Kafir
Terjemahnya:
“Hai Rasul,
sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu
kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.[9]
Asbabun Nuzul
Ada beberapa riwayat dengan turunnya surat
Al-Maidah ayat 67 ini diantaranya: Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa
Rasulallah Saw pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mengutusku dengan
risalah kerasulan. Hal tersebut menyesakkan dadaku karena aku tahu bahwa
orang-orang akan mendustakan risalahku. Allah memerintahkan kepadaku, untuk
menyampaikannya dan kalau tidak, Allah akan menyiksaku”. Maka turunlah ayat ini
(QS.5:67) yang mempertegas perintah penyampaian risalah disertai jaminan akan
keselamatannya[10]
Dalam riwayat yang lain dikemukakan bahwa Siti
Aisyah menyatakan bahwa Nabi SAW biasanya dijaga oleh para pengawalnya sampai
turun ayat “وَاللَّهُ
يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ (QS.5:67). Setelah ayat itu turun Rasulullah menampakan dirinya
dari kubbah sambil berkata ; “Wahai saudar-saudaraku pulanglah kalian, Allah
telah menjamin keselamatanku dalam menyebarkan dakwah ini. Sesungguhnya malam
seperti ini baik untuk tidur di tempat tidur masing-masing[11].
Dalam Al-Qur’an banyak memuat istilah-istilah
komunikasi sebagai salah satu metode pembelajaran. Istilah-istilah tersebut
adalah ; Qaulan sadidan (QS 4 : 9), Qaulan maysuran (QS 17 : 28), Qaulan
Layinan (QS 20 : 44), Qaulan kariman (QS 17 : 23), Qaulan Mau’rufan ( QS 4 : 5
) dan istilah ” Qaulan Balighon” ( Qs 4 : 63 ).[8]
Kata Qaulan Balighan di dalam al-Qur’an terdapat
pada surat An-Nisaa ayat 63. Ayat ini mengisyaratkan mengenai prinsip-prinsip
komunikasi sebagai sarana pembelajaran dan menyampaikan amanah.
2. Surat
An-Nahl ayat 125
a. Mufrodat
ادْعُ
= Serulah (manusia)
إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ = kepada jalan Tuhanmu
بِالْحِكْمَةِ = dengan hikmah
وَالْمَوْعِظَةالْحَسَنَةِ = dan pelajaran yang baik
وَجَادِلْهُمْ = bantahlah mereka
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ = dengan cara yang baik
إِنَّ رَبَّكَ = Sesungguhnya Tuhanmu
هُوَ أَعْلَمُ = Dialah yang lebih mengetahui
بِمَنْ ضَلَّ = tentang siapa yang tersesat
عَنْ سَبِيلِهِ = dari jalan-Nya
وَهُوَ أَعْلَمُ = Dialah yang lebih mengetahui
بِالْمُهْتَدِينَ = orang-orang yang mendapat petunjuk
إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ = kepada jalan Tuhanmu
بِالْحِكْمَةِ = dengan hikmah
وَالْمَوْعِظَةالْحَسَنَةِ = dan pelajaran yang baik
وَجَادِلْهُمْ = bantahlah mereka
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ = dengan cara yang baik
إِنَّ رَبَّكَ = Sesungguhnya Tuhanmu
هُوَ أَعْلَمُ = Dialah yang lebih mengetahui
بِمَنْ ضَلَّ = tentang siapa yang tersesat
عَنْ سَبِيلِهِ = dari jalan-Nya
وَهُوَ أَعْلَمُ = Dialah yang lebih mengetahui
بِالْمُهْتَدِينَ = orang-orang yang mendapat petunjuk
Terjemahnya:
“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Makna Jumal
Makna umum dari ayat ini bahwa nabi
diperintahkan untuk mengajak kepada umat manusia dengan cara-cara yang telah
menjadi tuntunan Al-Qur’an yaitu dengan cara Al-hikmah, Mauidhoh Hasanah, dan
Mujadalah. Dengan cara ini nabi sebagai rasul telah berhasil mengajak umatnya
dengan penuh kesadaran. Ketiga metode ini telah mengilhami berbagai metode
penyebaran Islam maupun dalam konteks pendidikan.
Proses serta metode pembelajaran dan pengajaran
yang berorientasi filsafat lebah (An-Nahl) berarti membangun suatu sistem yang
kuat dengan “jaring-jaring” (networking) yang menyebar ke segala penjuru.
Analogi ini bisa menyeluruh ke peserta didik, guru, kepala sekolah, wali murid,
komite sekolah dan instasi lain yang terkait. Sehingga menjadi komponen
pendidikan yang utuh, menjadi satu sistem yang tidak bisa dipisahkan satu
dengan yang lain.
C.
Karakteristik Tafsir Tabawi
Berdasarkan dari
beberapa poin dari uraian pemateri diatas menjelaskan bahwa tafsir adalah
menyingkap, menjelaskan tentang sesuatu yang bersifat abstrak dan tarbawi
berarti pendidikan. sedangkan kararteristik itu sendiri dapat diartikan sebagai
cirri-ciri khusus atau mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu[12].
dilihat dari beberapa pemaparan materi yang penulis telah jelaskan sebelumnya
diatas penulis dapat menyimpulkan karakteristik dari pada tafsir tarbawi adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan diantaranya, subjek
pendidikan, objek pendidikan, metode pendidikan, dan materi pendidikan yang
terdapat dalam al-Qur’an al-Karim yang dikaji melalui pendekatan tafsir agar
pendidikan atau tujuan sebenarnya dapat terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
Ansar,zainuddin. 2016. "PENGERTIAN TAFSIR TARBAWI", dalam http://www.kumpulanmakalah.com/2016/09/tafsir-tarbawi.html. Diakses pada tanggal 20Juni2017, pukul 12.00.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar